Wall Street Jatuh, Ancaman Resesi Global Kembali Menghantui Investor

Kamis, 19 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

NEW YORK – Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali tertekan pada perdagangan Rabu, 18 Januari 2023. Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 600 poin seiring investor realisasikan keuntungan dan pembacaan penjualan ritel Desember 2022 yang mengecewakan. Hal itu menimbulkan kekhawatiran resesi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 613,89 poin atau 1,81 persen menjadi 33.296,96. Indeks S&P 500 tergelincir 1,56 persen ke posisi 3.928,86, dan level terendah sejak 15 Desember 2022. Indeks Nasdaq jatuh 1,24 persen ke posisi 10.957,01, dan menghentikan kenaikan beruntun tujuh hari.

“Kami memiiliki awal yang kuat pada 2023, tetapi sekarang kami berada di tengah musim laba yang tegang, baru-baru ini mendapatkan data yang lebih lemah, penjualan ritel dan survei manufaktur empire state kemarin. Ditambah pada pertemuan Fed pada 1 Februari akan segera terjadi,” ujar Chief Investment Strategist BMO Wealth Management, Yung Yu Ma, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (19/1/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menambahkan, tidak banyak alasan untuk menjadi agresif. “Namun semua faktor di atas menunjukkan kehati-hatian diperlukan dalam waktu dekat,” ujar dia.

Saham JPMorgan, Bank of America, dan Wells Fargo melemah seiring imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun turun ke level terendah sejak September 2022. Saham bank regional antara lain Zions dan Fifth Third membukukan kerugian lebih besar.

Baca Juga :  IHSG Selasa Pagi Terjun Bebas ke 6.762, Ada 200 Saham 'Kebakaran'

Di sisi lain, Microsoft mengumumkan rencana memberhentikan sekitar 10 ribu karyawan. Hal ini merusak sentimen investor. Saham Microsoft melemah sehingga menekan indeks Dow Jones.

Terkait data ekonomi, investor mencerna penjualan ritel terbaru yang menunjukkan penurunan 1,1 persen pada Desember 2022, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 1 persen.  Laporan tersebut menunjukkan konsumen memperlambat pengeluaran. Department Store melaporkan penurunan 6,6 persen dan penjualan online turun 1,1 persen.

Investor juga mempertimbangkan pembacaan terbaru pada indeks harga produsen yang mengukur biaya input dari perusahaan. PPI menunjukkan penurunan 0,5 persen untuk Desember. Ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan penurunan 0,1 persen.

Investor telah menikmati momentum kenaikan yang kuat untuk saham sejak awal tahun, meski banyak yang mulai meragukan kekuatan pasar. Bahkan sebelum penurunan pada Rabu, 18 Januari 2023. Sepanjang Januari 2023, indeks Dow Jones naik 0,45 persen, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 2,33 persen dan 4,69 persen.

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham, Selasa, 17 Januari 2023. Indeks Dow Jones anjlok seiring investor berjuang terus membangun awal momentum 2023 dan menimbang hasil laporan laba perusahaan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 391,76 poin atau 1,14 persen ke posisi 33.910,85. Indeks S&P 500 tergelincir 0,2 persen ke posisi 3.990,97. Indeks Nasdaq naik 0,14 persen ke posisi 11.095,11.

Baca Juga :  Auto Betah, Fasilitas Mewah Media Center KTT ASEAN

Di sisi lain, saham Goldman tergelincir 6,4 persen setelah bank melaporkan kehilangan laba terburuk dalam satu dekade pada kuartal IV 2022. Dengan demikian, hasilnya ditekan penurunan pendapatan perbankan dan aset manajemen.

Morgan Stanley membukukan angka lebih baik dari perkiraan, sebagian berkat rekor pendapatan wealth management. Saham Morgan Stanley naik 5,91 persen.

Hasil tersebut muncul setelah bank besar lainnya antara lain JPMorgan dan Citigroup melaporkan laporan kuartalan yang beragam.

“Goldman dan Morgan Stanley hampir mencerminkan aksi harga hari ini setelah pendapatan mereka,” ujar Chief Investment Strategist BMO Wealth Management Yung-Yu Ma seperti dikutip dari CNBC, Rabu (18/1/2023).

Ia menuturkan, bahkan di dalam sektor keuangan, masing-masing lini bisnis memiliki nasib sangat berbeda dan segmen wealth management Morgan Stanley memberikan pemberat yang kuat.

“Perbedaan ini merupakan indikasi dari apa yang kami perkirakan pada musim laporan lab aini, kekayaan yang berbeda berdasarkan industri dan sub-industri,” ia menambahkan.

Adapun sekitar 7 persen dari hasil laba perusahaan yang masuk S&P 500 telah melaporkan laba hingga Selasa, 17 Januari 2023, menurut Facset. Dari perusahaan tersebut, 70 persen telah mengalahkan harapan. United Airlines akan melaporkan hasil kuartalan setelah bel.

Wall street menghasilkan kinerja mingguan positif berturut-turut untuk memulai tahun baru. Namun, menurut Chief US Equity Strategist Morgan Stanley Mike Wilson menuturkan, investor mungkin telah memposisikan ulang.

Baca Juga :  Tragedi Bundaran Nabulsi Picu Kecaman Global: Negara-negara Serukan Keadilan di Gaza

“Reli tahun ini dipimpin oleh kualitas rendah dan sangat pendek. Namun, itu juga menyaksikan pergerakan kuat dalam saham siklikal relatif terhadap saham defensif. Langkah ini khususnya meyakinkan investor kalau kehilangan sesuatu dan harus memposisikan ulang,” ujar Wilson.

Wilson menambahkan, ini merupakan perubahan yang kuat tetapi juga disadari kalau bear market atau pasar tren koreksi mengoceh pelaku pasar sebelum selesai. “Kami tidak gigit reli pasar palsu atau bear market karena pekerjaan dan proses kami sangat meyakinkan dan mempercayainya,” ujar dia.

Sepanjang tahun ini, indeks Nasdaq memimpin kenaikan 6,01 persen seiring investor membeli saham teknologi di tengah meningkatnya harapan membaik untuk growth stock. Indeks S&P 500 dan Dow Jones telah naik masing-masing 3,95 persen dan 2,3 persen sejak awal tahun.

Keuntungan telah datang di belakang rilis data inflasi yang telah ditafsirkan oleh investor sebagai indikasi ekonomi yang berkontraksi. Investor berharap ini akan memberikan pembenaran the Federal Reserve (the Fed) untuk memperlambat kenaikan suku bunga. Pekan lalu, indeks harga konsumen pada Desember 2022 menunjukkan inflasi melandai 0,1 persen dari bulan sebelumnya, tetapi inflasi masih lebih tinggi 6,5 persen dari bulan sama tahun lalu.

Berita Terkait

Rakerkonas Apindo ke XXXIII 2024, Pengusaha Bersatu Indonesia Maju
Harga Emas Antam Naik Drastis Per 1 Agustus 2024
Kepala LKPP Ungkap Potensi Korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pasar Modern Paramount Gading Serpong Raih Predikat Pasar Percontohan Dua Tahun Berturut-turut
Kunjungan Pj Bupati Tangerang Ke PT Stanley Soroti Inovasi dan Perekonomian Lokal
SMSI dan Kedubes Iran Sepakat Jalin Kerja Sama
Jutaan Warga Inggris Terjebak dalam Kesulitan Ekonomi, Tercekik Utang
Kementerian Luar Negeri RI Tanggapi Klaim Keterlibatan WNI sebagai Tentara Bayaran di Ukraina
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 30 Agustus 2024 - 19:20 WIB

Rakerkonas Apindo ke XXXIII 2024, Pengusaha Bersatu Indonesia Maju

Kamis, 1 Agustus 2024 - 16:11 WIB

Harga Emas Antam Naik Drastis Per 1 Agustus 2024

Jumat, 31 Mei 2024 - 05:15 WIB

Kepala LKPP Ungkap Potensi Korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Senin, 27 Mei 2024 - 12:59 WIB

Pasar Modern Paramount Gading Serpong Raih Predikat Pasar Percontohan Dua Tahun Berturut-turut

Selasa, 14 Mei 2024 - 16:13 WIB

Kunjungan Pj Bupati Tangerang Ke PT Stanley Soroti Inovasi dan Perekonomian Lokal

Selasa, 30 April 2024 - 14:42 WIB

SMSI dan Kedubes Iran Sepakat Jalin Kerja Sama

Minggu, 24 Maret 2024 - 15:03 WIB

Jutaan Warga Inggris Terjebak dalam Kesulitan Ekonomi, Tercekik Utang

Sabtu, 16 Maret 2024 - 12:01 WIB

Kementerian Luar Negeri RI Tanggapi Klaim Keterlibatan WNI sebagai Tentara Bayaran di Ukraina

Berita Terbaru