TANGERANG – Menjelang hari raya Idul Fitri tindakan kriminalitas makin melonjak, hal itu dipicu oleh beberapa faktor, selain dari tuntutan ekonomi, biasanya karena adanya kesempatan.
Hal serupa dialami oleh seorang ibu rumah tangga berinisial JL, dirinya menjadi korban tindak kriminalitas metode gendam atau lebih sering disebut dengan istilah hipnotis.
Awal mula kejadian, JL menumpang sebuah Angkutan Kota (Angkot) dari depan Rumah Sakit Hermina Bitung menuju pertigaan Kampung Candu, Serdang Wetan, Legok Kabupaten Tangerang, pada Rabu sore, 05/04/2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sesampainya tujuan, seperti pada umumnya, JL meminta supir untuk menepi ke kiri jalan, setelah berhenti, JL langsung turun dari Angkot tersebut, kira-kira selang 15 menit berlalu, dirinya baru sadar bahwa kantong tas miliknya yang berisi dua buah handphone beserta surat-surat penting sudah tidak lagi ditangannya.
JL mengaku, selama berada dalam Angkot ada empat penumpang selain dirinya, pada saat itu dia merasa ngantuk berat dan seperti orang hilang ingatan, sehingga JL tak sempat memikirkan barang-barang bawanya tersebut.
“Saya enggak ingat apa-apa, rasanya seperti orang linglung gitu, lima belas menit kemudian, pas saya sudah turun dari angkot, saya baru sadar ternyata barang-barang bawaan saya hilang,” ujarnya.
Usai kejadian, JL bersama adik kandungnya langsung melaporkan perihal yang dialaminya tersebut ke pihak yang berwajib.
JL menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan berhati-hati apabila menumpang kendaraan umum, khususnya trayek Curug-Parung Panjang, karena apa yang ia alami jangan sampai terjadi pada orang lain.
“Ya hati-hati saja kalau naik angkot, apalagi kalau sendirian, bisa-bisa kena hipnotis seperti saya,” pungkasnya.