TANGERANG – Sejumlah SMA Negeri 13, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten, setiap harinya belajar seperti lesehan di lantai. Pasalnya, dua ruang kelas di sana tak memiliki fasilitas meja dan kursi, Jalan raya Pasar Kemis-Rajeg Km 03, Sindang Panon, Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten.
Di SMA Negeri 13 Kab. Tangerang ada 2 kelas X IPS 6 dan kelas X IPS 8 jalur ppdb, jalur prestasi dan zonasi, dan masing-masing ruangan ada 50 Murid dan bervariasi dari awal masuk sekolah kami hanya di janji-janjikan tapi sampai detik ini janji itu belum di laksanakan oleh pihak sekolah tidak adanya bangku dan meja untuk murid kelas X IPS 6 dan kelas X IPS 8
”Kami menulis sampai tengkurep pak di dalam kelas dan saya mendengar ada yang bayar lewat belakang atau disebut (beli bangku) yang diutamakan yaitu kelas X IPS 10 dan kelas X IPS 11 dikelas, itu pun ada jalur PPDB juga dan hampir 80% yang bayar gitu pa,” celetuk (D) salah satu murid yang tidak mau disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meja dan bangku di sekolah SMA Negri 13 Kab. Tangerang selama covid-19, anggaplah 2 tahun tidak belajar pada hancur, ibarat kitamah kalo rumah tidak di isi-isi pasti rusak kan gitu yah. Pas kita mulai aktif belajar lagi ya lumayanlah banyak yang hancurnya, bahkan 3 tahun ini saya beli bangku dan meja pa kabid yah tidak kurang dari tiap tahunnya itu rata-rata 10 kelas, belum bisa semua mengcover bangku yang rusak, kadang-kadang anak kalo bangku yang agak reyot-reyot aja gitu kan yah dihancur-hancurin dan untuk tahun sekarang pun sebetulnya kita nunggu, kita sudah pesen 10 kelas lagi kemarin sudah dikirim 2 kelas
”Insya allah janjinya sih pembuat itu besok sabtu dan Minggu dia janjinya itu yah, mudah-mudahan aja kan berkaitan dengan anak juga, belum lagi 4 kelas janjinya, berati kalau 4 kelas sudah dan 2 kelas sudah jadi 8 kelas eh apa 6 kelas ya, tinggal 4 kelas lagi entah jadi kan ya,” ujar Kosim.
Karena kita bukan menuhi yang belum ada kursinya, ya tunggu aja bukan hanya memenuhi yang kosong, kita target yang memang ada yang rusak kita keluarkan.
Kemarin berati yang untuk kemarin kekurangan informasi mungkin dari mana kita gak tau nih dari mana informasinya gitu, sudah tertutup nih yang kemarin dateng 2 kelas. Sebulan ini dateng 2 kelas yang satu nya kita sudah pesen, cuma kita sudah saling percaya ya itu mah urusan si pedagang lah yang si pembuat, tah kebetulan si bapanya punya istri dua gitu.
“Jadi bangku yang sudah jadi dan siap dikirim itu di hancurin sama istri muda nya. Itu cerita mereka cumakan kita gak tau yah. Si bos bangkunya punta istri dua, bangku yang sudah jadi siap kirim sama istri mudanya di hancurin, jadinya dikirim telat jadi harus bikin lagi,” kata kosim.
Saya mesen bangkunya sama orang ketiga, insya Allah diminggu besok akan turun sekitar 6 lagi pas ya itu disanya. Tapi bukan berati kami kelas yang belum ada bangkunya pada dasarnya kenapa kami beli banyak itu untuk menaguh ulang kesalahan kami yang rusak-rusak.
Salah satu wali murid mengatakan “Buku dan seragam pun harus bayar ada 6 buku yang harus di bayar Rp 690,000,00-., sedangkan seragam harus bayar Rp 975,000,00-., seperti kaos Olahraga, Baju Batik, Baju Muslim, Almamater, Baju Pramuka dan Atribut Sekolah,” pungkasnya.
Penulis : Pandji
Editor : Pandji