TANGERANGNEWS.CO.ID, Tangerang | OpenAI, perusahaan di balik kepopuleran ChatGPT, bersama dengan 19 perusahaan teknologi lainnya, telah mengambil langkah proaktif untuk memastikan keamanan Pemilihan Umum 2024. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat mengganggu proses demokrasi.
Sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat, akan menyelenggarakan Pemilu sepanjang tahun 2024. Untuk menghadapi tantangan ini, perusahaan-perusahaan teknologi utama, termasuk Microsoft, Adobe, Meta (induk perusahaan Facebook dan Instagram), X (dulunya Twitter), dan TikTok, bergabung dalam sebuah kesepakatan yang diumumkan pada Konferensi Keamanan Munich.
Dalam perjanjian tersebut, mereka berkomitmen untuk bekerja sama dalam mengembangkan alat pendeteksi gambar, video, dan audio yang dihasilkan oleh AI dan berpotensi menyesatkan. Selain itu, mereka juga akan meluncurkan kampanye untuk memberi tahu pemilih tentang konten yang meragukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Langkah konkret lainnya termasuk membersihkan platform masing-masing dari konten yang bermasalah. Ini mencakup tindakan langsung terhadap konten yang diidentifikasi sebagai potensial untuk mengganggu proses pemilihan.
Menurut laporan dari Reuters, untuk mengenali konten yang dihasilkan oleh AI, para perusahaan akan memperhatikan watermark atau metadata yang terkait. Tidak ada batas waktu yang ditetapkan dalam komitmen ini, dan perusahaan diberikan keleluasaan untuk mengimplementasikannya sesuai dengan strategi masing-masing.
Nick Clegg, Presiden Global Affairs di Meta, mengungkapkan bahwa kesepakatan ini sangat penting mengingat cakupan perusahaan yang terlibat di dalamnya. Namun, ia menekankan perlunya pengembangan kebijakan baru terkait AI di setiap platform sebagai langkah tambahan untuk menjaga keamanan dan integritas proses pemilihan.
“Semua akan baik-baik saja, asalkan adanya kebijakan baru terkait deteksi, asal-usul, labeling, watermark, dan hal lainnya di setiap platform. Kita harus memastikan bahwa ada komitmen bersama untuk melaksanakannya, agar tidak terjebak dalam komitmen yang saling bertentangan,” jelas Clegg.
Langkah ini menegaskan tanggung jawab sosial dan etika perusahaan teknologi dalam mendukung proses demokrasi yang bebas dan adil. Dengan kolaborasi ini, diharapkan keamanan Pemilu 2024 dapat terjaga dengan baik, mengurangi potensi gangguan dan manipulasi yang bisa terjadi melalui konten AI.(wld)