TANGERANGNEWS.CO.ID, Tangerang | Anggota Perhimpunan Pendidikan dan Guru, Iman Zanatul Haeri, dalam sebuah pernyataan resmi pada tanggal 2 Maret 2024, menyatakan penolakan terhadap penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membiayai program makan siang gratis, dengan alasan bahwa dana tersebut seharusnya digunakan untuk gaji guru honorer.
Iman menekankan bahwa dana BOS adalah sumber penghasilan utama bagi banyak guru honorer dan mengungkapkan bahwa dana yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun itu, jika dialihkan untuk keperluan makan siang gratis, akan menciptakan masalah baru karena akan memangkas anggaran esensial lainnya, termasuk upah bagi guru honorer tersebut.
Lebih jauh, Iman mengkritik pemerintah mengenai kondisi infrastruktur pendidikan, menyebutkan data BPS yang menunjukkan bahwa lebih dari 60% ruang kelas SD berada dalam kondisi rusak pada tahun ajaran 2021/2022. Menurutnya, hal ini seharusnya menjadi prioritas utama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Guru swasta itu juga menyoroti bahwa dana BOS yang sekarang diberikan masih kurang memadai, mengingat setiap siswa SD hanya mendapatkan Rp 900 ribu per tahun, yang tereduksi menjadi Rp 2.830 per hari per siswa—jumlah yang dianggap tidak sepadan dengan biaya makan siang gratis yang ditetapkan sebesar Rp 15 ribu per porsi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto telah mengusulkan bahwa pembiayaan program makan siang gratis—sebuah inisiatif yang didukung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka—dapat menggunakan skema BOS Spesifik atau BOS Afirmasi. Proposal ini disampaikan menjelang simulasi makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang.
Pernyataan Iman tersebut merupakan bagian dari diskusi yang luas terkait pembiayaan pendidikan dan penggunaan dana BOS, yang tampaknya akan terus menjadi isu panas menjelang penetapan presiden yang terpilih oleh KPU.(wld)