TANGERANGNEWS.CO.ID, Jakarta | Gelombang unjuk rasa menuntut validitas hasil Pemilu 2024 terus menggema. Grup-grup pro hak angket membanjiri depan gedung DPR hari ini, meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mereka menyerukan serangkaian tuntutan yang meliputi pemakzulan Presiden Jokowi dan mengakhiri dominasi dinasti politik.
Di tengah situasi yang tegang, sebuah kelompok lawan muncul dengan menyatakan keyakinan mereka bahwa pemilu telah berjalan jujur dan adil. Antara kedua kubu pro dan kontra hak angket ini, momen ketegangan terjadi, serupa dengan berbagai insiden verbal.
Pantauan di lokasi menunjukkan demonstrasi yang telah membagi massa menjadi dua, dipisahkan oleh barikade keamanan polisi. Sebuah fraksi menyerukan dengan segera agar DPR mengeluarkan hak angket, sementara yang lain beroposisi. Tindakan simbolis pun terlihat, seperti pembakaran ban dan sampah, menyulut atmosfer sudah panas dengan asap yang memenuhi langit Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak kurang dari 15 tuntutan diajukan oleh massa aksi kepada DPR RI, mulai dari menuntut pemakzulan Jokowi, menolak hasil quick count, hingga penolakan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, cabai, sembako, serta BBM.
Meski tensi politik meningkat, pengamat politik Ujang Komarudin dari Universitas Al Azhar berpendapat bahwa selama unjuk rasa tetap berlangsung secara damai dan teratur, stabilitas politik Indonesia tidak akan terganggu.(wld)